Monday, November 8, 2010

Aku dan Secangkir Susu Kopi

Sore ini Jakarta kembali tenang, setelah tadi pagi didera unjuk rasa beberapa pendemo (cek di update Twitter sih). Aku terduduk santai dengan sesekali melirik jendela besar sebuah gedung perkantoran di daerah Slipi. Dengan bermodalkan kacamata motif kayu (yah.. padahal sih kayu imitasi alias plastik), jariku lincah berlompatan menekan tombol keyboard lusuh ini dan menyayangkan kondisi mataku yang semakin merabun.

Aku ditemani secangkir kopi susu yang baru saja kubuat di pantry. Padahal, dulu Aku sama sekali tidak bisa membuat kopi. Dimintai tolong oleh papaku untuk membuat kopi hitam pekat saja, makin tidak bisa, hahaha.. jadi nostalgia sih.

Kopi susu yang tergeletak persis di depanku ini, diam tak  bergeming, baru setelah kuseruput perlahan (karena panas), permukaannya sedikit bergoyang. Lama sekali Aku memandangi cangkir merah tersebut, hingga akhirnya lamunanku dibuyarkan oleh suara bising AC tiba-tiba.

Menurutku, Kopi itu pahit, rasanya tidak enak, dan pastinya ada segelintir orang yang mual hanya karena mencium aroma kopinya saja. Tapi, ketika kita Aku benar-benar 'merasakan' kopi dan mencintai aromanya, gambaranku bagi si kopi adalah 'nikmat'.

Lalu Susu, dari namanya saja sudah memikat, apalagi bagi saya, si penggila susu. Kalau dipadukan dengan susu, kopi pun semakin 'nikmat' eh, bukan, 'mantap!'.

Aku belum bisa berargumen panjang mengenai si Kopi Susu ini, tapi yang dapat Aku sampaikan disini, bahwa, pekerjaan yang awalnya kita tidak tahu ataupun tak terlintas sama sekali di pikiran kita, lalu akhirnya justru kita ambil tersebut, sama seperti teori kopi susu yang tadi Aku ungkapkan.

Awalnya Aku memandang sebelah mata pekerjaan seorang Copywriter, karena Aku terlalu menitkberatkan pekerjaan berbau 'Art' pada setiap langkah yang kuambil, namun, sedikit demi sedikit, Aku terus belajar bagaimana membuat kopi yang 'nikmat', bukan bagaimana dapat kunikmati sendiri, tapi bagaimana menyajikannya untuk semua orang dengan cita rasa yang 'mantap' dan susu sebagai penambah cita rasanya.

No comments:

Post a Comment